Senin, 02 Maret 2020

Ali bin Abi Thalib Pernah ke Indonesia, Ini Faktanya

TRIBUNUS,ISLAM - Ali bin Abi Thalib pernah ke Indonesia? Tulisan sejarah ini memang cukup menarik, bahkan bisa dibilang fenomenal. Jika kita menelusuri beberapa referensi memang ada sebagian tulisan yang menerangkan bahwa sayyidina Ali yang mana seorang sahabat sekaligus menantu Rasulullah Saw pernah datang ke Indonesia. Benarkah demikian?

Dalam sejarahnya, masuknya Islam di Nusantara memang berasal dari banyaknya pedagang dan ulama-ulama yang datang ke Indonesia untuk berdakwah. Sebab, ketika Islam baru saja bersinar di Jazirah arab, dengan cepat Rasulullah SAW mengirimkan para sahabatnya untuk berlayar menuju berbagai penjuru dunia tak luput juga Nusantara agar cahaya Islam juga bercahaya di negeri khatulistiwa ini.

Dari sejarah penyebaran islam tersebut, beberapa referensi tulisan yang saya temukan terdapat hal yang cukup mengejutkan. Bahwa tertulis Ali bin Abi Thalib pernah ke Indonesia tepatnya di daerah Garut Jawa Barat. Bahkan tidak hanya Sayyidina Ali namun sahabat-sahabat Rasulullah yang lain pun pernah ada yang sampai di Indonesia pula.

Berikut referensi dan keterangan yang saya dapat:

1. Ali bin Abi Thalib

Dikisarkan pada tahun 625 M, Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah datang dan berdakwah ke Cirebon dan Garut, Jawa Barat (Tanah Sunda), Indonesia atau kala itu masih bernama Nusantara. Perjalanan dakwahnya meliputi kawasan Nusantara dan juga Negara lainnya seperti, Filipina, Singapura, Thailand, Campha (Vietnam), Laos, Myanmar, Kamboja. ( H. Zainal Abidin Ahmad, Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai Sekarang, Bulan Bintang, 1979; Habib Bahrudin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah fi Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, halaman 31; S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39)

2. Ja’far bin Abi Thalib

Sahabat lainnya yang juga pernah datang ke Indonesia adalah Ja’far bin Abi Thalib, ia berdakwah di daerah Jepara, Kerajaan Kalingga, Jawa Tengah (Jawa Dipa), Indonesia, sekitar tahun 626 M/ 4 H. (Habib Bahrudin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah fi Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, halaman 33)

3. Ubay bin Ka’ab

Ubaid bin Ka’ab juga pernah berdakwah di Sumatera Barat, Indonesia. Kedatangannya tertulis sekitar tahu 626 M/ 4H dan kemudian kembali lagi ke Madinah. (Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah fi Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.35)

4. Abdullah bin Mas’ud

Abdullah bin Mas’ud pernah menyebarkan Islam di Aceh Darussalam dan kembali lagi ke Madinah sekitar tahun 626 M/ 4 H. (G. E. Gerini, Futher India and Indo-Malay Archipelago)

5. ‘Abdurrahman bin Mu’adz bin Jabal, serta putranya Mahmud dan Isma’il

Rombongan ini pernah sampai di Nusantara sekitar tahun 625 M/4 H. Abdurrahman bin Mu’adz bin Jabal wafat dimakamkan di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. (Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah fi Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.38)

6. Akasyah bin Muhsin Al-Usdi

Sekitar tahun 623 M/ 2 H, Akasyah bin Muhsin Al-Usdi menyebarkan Islam di Palembang, Sumatera Selatan dan sebelum Rasulullah Wafat, ia kembali ke Madinah. (Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah fi Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, halaman 39; Pangeran Gajahnata, Sejarah Islam Pertama di Palembang, 1986; R.M. Akib, Islam Pertama di Palembang, 1929; T. W. Arnold, The Preaching of Islam, 1968)

7. Salman Al-Farisi

Sahabat Rasulullah yang satu ini juga pernah berdakwah ke Kerajana Perlak, Aceh Timur sekitar tahun 626 M/ 4 H dan kembali lagi ke Madinah. (Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah fi Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39)

8. Zaid ibn Haritsah

Sedangkan setelah Rasulullah Saw wafat, Zaid bin Haritsah juga pernah berdakwah di Kerajaan Lamuri/Lambari (Lambharo/Lamreh, Aceh) pada tahun 35 H (718 M).

9. Wahab bin Abi Qabahah

Ia pernah berkunjung di Riau, berdakwah dan menetap selama 5 tahun di sana sebelum lagi pulang ke Madinah. (Kitab ‘Wali Songo dengan perkembangan Islam di Nusantara’, Haji Abdul Halim Bashah, terbitan Al Kafilah Enterprise, Kelantan, 1996, m/s 79, bab 9)

Adapun memang sebagian orang yang berpendapat bahwa sayyidina Ali bin Abi Thalib tidak pernah sampai ke Indonesia dan mengatakan bahwa kisah tersebut hanya cerita karangan belaka. Walaupun demikian saya sebagai penulis dan juga penggemar bacaan sejarah belum menemukan referensi lain antara benarkah Ali bin Abi Thalib pernah sampai ke Indonesia atau pun tidak.

Sebab untuk menguatkan dua pendapat tersebut diatas pun masih banyak rujukan buku sejarah yang perlu digali lagi. Demikian, jika dari pembaca yang budiman menemukan referensi yang lebih kuat terkait fakta-fakta diatas, silahkan dapat disampaikan kepada saya ataupun menghubungi redaksi.

Fakta yang paling penting dari semua ini adalah bahwa kita wajib bersyukur akan sampainya dakwah islam di bumi Nusantara dan menjadikan kita salah satu dari umat Nabi Muhammad Saw. Hal ini menandakan bahwa rahmat dan kasih sayang Allah telah melingkupi kita semua. Wallahua’lam bisshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOPIK MINGGU

KEPENGURUSAN BALADHIKA KARYA KABUPATEN BANYUASIN

SURAT KEPUTUSAN : Nomor : SK/42/DEPIDER/BK/VI/2016. TENTANG KEPENGURUSAN BALADHIKA KARYA KABUPATEN BANYUASIN.  "MAJU TERUS PANTANG MUND...