Tampilkan postingan dengan label Virus Corona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Virus Corona. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 Agustus 2020

BANYUASIN, Bansos APBN, APBD, DD Zona Korupsi Endemik

TRIBUNUSBANYUASIN.COM -Dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan baru-baru ini Bupati Banyuasin H. Askolani mengumpulkan Kepala Desa Se Kabupaten Banyuasin tepatnya pada tanggal 19 Agustus 2020 di salah satu hotel mewah di Palembang dengan dalih bimtek dan.


Berselang beberapa waktu Bupati Banyuasin H. Askolani juga mengumpulkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Se Kabupaten Banyuasin di salah satu hotel mewah di Palembang pada tanggal 24 Agustus 2020 seluruh BPD Kabupaten Banyuasin dikumpulkan di salah satu hotel di Palembang dengan dalih yang sama.


Wyndham Opi Hotel Palembang, Komplek Opi Mall, Jl. Gubernur H. A Bastari, Sungai Kedukan, Kec. Rambutan, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30967.


BPD dari Kecamatan Tanjung Lago mengunggah postingannya di medsos facebook nya lagi karokean

https://www.facebook.com/100051790260792/posts/155495566186785/


Untuk penerimaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat terdampak COVID-19 dari APBN Pusat kenapa untuk tahapan 4 ini berkurang sampai 70% salah satu contoh pada warga dusun 1 Desa Tebing Abang Kec, Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin Sumsel untuk di Desa Tebing Abang saja pada tahapan pertama sampai tiga sebanyak 121 Kepala Keluarga (KK) setelah masuk ke tahapan ke-4 ini tinggal menjadi 43 KK saja padahal masyarakat desa tebing abang hanya 35% saja yang tersentuh bantuan sosial baik dari pusat maupun daerah.


Umi Salama, dan Ruslia menerangkan bahwa ia kemarin mendapatkan bantuan BLT masyarakat pandemi Coronavirus selama 3 bulan berturut-turut setiap bulannya sebesar Rp.600.000 dengan mengambil uangnya di kantor Post Pangkalan Balai jelasnya.


Heranya pada tahapan ke-4 ini saya tidak mendapatkan undangan untuk mencairkan dana BLT masyarakat terdampak COVID-19 pada saat saya tanya dengan salah satu pegawai pemerintah desa ia menjawab saya tidak tahu juga sebutnya. Jumat (28/08/2020).

Bagi masyarakat yang mau check seputar bansos boleh di check di aplikasi ini SIKS-NG

Ini surat undangan pengambilan BLT APBN di Kantor Post tahapan 1.2.3 untuk tahapan 4.5.6 sudah tidak mendapatkan lagi atas nama Umi Salama dan Ruslia


Padahal pemerintah sudah umumkan demi memenuhi rasa keadilan sosial sila ke 5 dari Pancasila tersebut menegaskan semua elemen dan golongan masyarakat harus tersentuh bantuan sosial pandemi Coronavirus, kok kenapa setelah pertengahan perjalanan proses pemulihan perekonomian rakyat langkah yang diambil pemerintah di dalam hal ini Pemkab Banyuasin sangat puitis dan dramatis dapat tergolong Zona Korupsi Endemik.. siapa yang peduli hal ini..??


Saya, yakin ada unsur yang bersifat penyalahgunaan wewenang yang tanpa hak melakukan perbuatan. Melawan hukum dengan skala besar jelasnya.


Simak video di bawa ini :

https://youtu.be/1LjzHZkbGu4


Untuk dugaan sementara pertemuan ini terkait pemakzulan DD, Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) DD yang didalangi oleh pemerintah daerah iaitu Bupati Banyuasin dan alasan Covid-19 BLT APBN, BLT APBD dan BLT DD, serta bimtek dan kegiatan yang tidak bermanfaat untuk rakyat pedesaan yang bertujuan hanya untuk mengelabui biar dapat merampas dana yang seharusnya untuk rakyat Kabupaten Banyuasin.

Semua kegiatan itu sudah tentu dana yang digunakan tidaklah sedikit (KKN) Sekretaris Daerah (Sekda) Dr. Senen Har, ketika di konfirmasi lewat media WhatsApp pribadinya mengatakan semua itu tidak benar lebih jelas silahkan datang ke kantor saya untuk diskusi jelasnya.


Sepertinya ancaman Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komjen. Pol. Firli Korupsi Dana COVID-19 Di Hukum Mati, beberapa waktu lalu itu..!! Mendapatkan tantangan malah sedikitpun para pakar-pakar dan ilmuwan koruptor kabupaten banyuasin sumsel ini sedikitpun tak gentar apalagi takut..!!! 


Masyarakat saat ini menonton dan mendikte seperti apa yang akan terjadi, jangan-jangan ngeles dan alasan lagi. (Rn).


Rabu, 29 Juli 2020

Di Kab, Banyuasin BLT dari DD Tahap 3 Periode Juni yang Katanya Disalurkan Untuk 41.801 KPM

BLT Dana Desa Mulai Disalurkan Senin 27 Juli 2020 Kemarin sampai sekarang belum diterima oleh KPM

TRIBUNUSBANYUASIN.COM - Bantuan sosial dampak COVID-19 BLT Dana Desa (DD), tahap ke-3 atau periode Juni 2020 telah disalurkan Pemerintah Kabupaten Banyuasin kepada 41.801 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) se Kabupaten Banyuasin namun sayang nya khususnya untuk KPM di Kecamatan Rantau Bayur Kab, Banyuasin Sumsel belum juga menerima uang BLT DD yang dimaksud tersebut Kamis (29/07/2020).

Sementara BLT (tahapan 2) dari Dana Desa (DD) yang katanya sudah disalurkan dari mulai hari Senin 29/06/2020, itu baru katanya namun sampai sekarang Rabu 01/07/2020 belum juga diterima oleh warga masyarakat KPM padahal pencairan DD dari pemerintah pusat. Itu kan tidak ada masalah...!!

Sejumlah Kepala Desa, PJ Kepala Desa Tanjung Tiga, Syahrudin dan Kepala Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Zainal Arifin, MD, melalui Kepala Dusun 1 Sopian Hadi saat di tanya awak media mengatakan.

Bukan belum dibagi tetapi memang uang nye belum cair karena uang nya bukan di Kepala desa, karena kepala desa menunggu rekomendasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMD) Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan dan dicairkan melalui bank Sumsel jelasnya.

"Sejak Senin 27 Juli 2020 kemarin, BLT DD tahap 3 atau periode Juni sudah mulai disalurkan kepada masyarakat, " Kata Kep1ala Dinas PMD Banyuasin Roni Utama, Rabu (29/7/2020).

Menurut Roni, realisasi BLT DD tahap 3 ini realisasinya 41.801 KPM berkurang jika dibandingkan dengan BLT DD tahap 2 sebanyak 43.014 KPM. Adanya pengurangan tersebut disebabkan karena perluasan bantuan Kemensos dan Sisa anggaran dikembalikan ke Kas Desa masing-masing.

" Penyaluran Nya tetap dipantau Satgas yang sudah dibentuk terdahulu, penyalurannya secara tunai, "kata Alumni IPDN ini.

Perlu diketahui, jelas Roni, penyaluran BLT Dana Desa diperpanjang untuk tiga bulan kedepan periode Juli, Agustus dan September. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 50 tahun 2020 dan Permendes nomor 7 tahun 2020.

"Kalau untuk tiga bulan pertama Rp 600.000 per bulan, untuk tiga bulan kedua ini hanya Rp 300.000 perbulan. Itupun bisa disalurkan sepanjang Dana Desa tahun anggaran 2020 masih tersedia, "katanya.

KPM BLT DD lanjut Roni mengikuti data KPM sebelumnya kecuali diubah melalui musyawarah desa khusus. 

" Jadi KPM yang menerima perpanjangan BLT DD untuk periode Juli, Agustus dan September, mengikuti atau sesuai dengan data KPM sebelumnya yakni data KPM periode Juni, " tandasnya. (Rn).

Rabu, 20 Mei 2020

Bantuan Pemerintah Untuk Masyarakat Terdampak COVID-19 di Banyuasin di Praktisi dan Politisi

TRIBUNUSBANYUASIN.COM - Bantuan COVID-19 di Kecamatan Rantau Bayur Kab, Banyuasin Sumsel berkedok busuk praktisi dan politisi dengan cara menggiring opini public, kebohongan public bertujuan Pencitraan.

Mari kita simak artikel di bawa ini : Bantuan Pemerintah Untuk Masyarakat Terdampak COVID-19 di Banyuasin di Praktisi dan Politisi, di media massa dan medsos penuh tayangan yang memenuhi rubrik dalam hal penanganan antisipasi covid-19 namun ketika diurai di lapangan berita dan kabar di medsos facebook tersebut dapat diklasifikasikan berita HOAX banyak diciptakan oleh Oknum dan Institusi Pemerintah itu sendiri yang selalu menang hoax hoax kan berita dan kabar yang merupakan fakta yang benar.

Seperti di laman facebook pemerintah daerah Kabupaten Banyuasin yang beralamat Banyuasin Sejahtera, Banyuasin Bangkit dll sangat munafik dan busuk sekali mulut yang berbicara di laman facebook tersebut mengadakan yang tiada dan mentiadakan yang ada bertujuan menggiring opini Public  (Kebohongan Public) bertujuan pencitraan.

Baca juga :

Yang saat ini lagi heboh-hebohnya bantuan untuk masyarakat terdampak covid-19 coronavirus di sini di umumkan oleh pemerintah Kab, Banyuasin bahwa pada tanggal 18 Mei 2020 kemarin secara keseluruhan pemerintah daerah Kab, Banyuasin bagikan kartu ATM dan buku tabungan bantuan pemerintah untuk masyarakat yang terdampak CVID-19 Coronavirus, Ini di di beberapa desa di Kecamatan Rantau Bayur, Kab, Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, tim media KeizalinNews.com ”TIDAK KITA TEMUKAN"

Bantuan Pemerintah Untuk Masyarakat Terdampak COVID-19 di Banyuasin di Praktisi dan Politisi, Seperti yang diutarakan oleh Niko warga desa tebing abang beberapa waktu lalu ia mengatakan kalau dirinya belum ada bantuan dari pemerintah dari dulu sampai sekarang yang didapatkan dak heran saya yang seperti ini satu program bantuan dari pemerintah pun belum pernah saya dapatkan tapi kalau orang-orang yang mempunyai hubungan baik apalagi punya tali keluarga sama Pak Kades, Kadus dan Perangkat desa di Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Kab, Banyuasin ini apa saja mereka dapat dan yang dapat itu yang itu..itu.,saja jelasnya. (20/05/2020).

Ia pun mengatakan; Janganlah khianati dan kecewa kan kami masyarakat Kab, Banyuasin ini karena tanah Batuah yang akan mengutuk bagi orang-orang yang telah menghianatinya" (Rn).

Fakta lapangan :


Mengapa Kepala Daerah Melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme? - https://petisi.co/mengapa-kepala-daerah-melakukan-korupsi-kolusi-dan-nepotisme/



Senin, 11 Mei 2020

Akibat Covid 19 Pemerintah Mengambil Kebijakan

TRIBUNUSBANYUASIN.COM - Akibat Covid 19 Pemerintah mengambil kebijakan berupa bantuan antara lain;
1. PKH
2. BPNT
3. BLT Dana Desa
4. BLT Kementerian/kemensos
5. BLT APBD
6. Sembako APBN
7. Sembako APBD

Ini harus dibedakan supaya kalau mau protes tidak muncrat kembali;

PKH adalah program keluarga harapan, bentuknya uang tunai langsung masuk rekening masing-masing.

BPNT (dulu namanya Raskin) adalah Bantuan Pangan Non Tunai, bentuknya berupa Bahan Makanan yang disalurkan melalui Kios Desa yang ditentukan oleh bank Mandiri kerjasama TKSK kecamatan.

BLT Dana Desa adalah Bantuan Tunai dari Desa Masing-masing, (ingat bukan untuk kelurahannya tapi desa).
Besarannya 600 ribu per bulan direncanakan selama 3 bulan. Nah BLT dari Dana desa  perlakuannya ada 3;
I. Bagi Desa yg belum Cair Dana Desa Tahap I, maka diprioritaskan untuk BLT Covid 19.
II. Bagi desa yg telah cair Dana Desa Tahap I, namun belum habis dibelanjakan, maka diprioritaskan untuk BLT Covid 19.
III. Bagi desa yg telah cair Dana Desa Tahap I dan tlah habis dibelanjakan, maka segera bermohon Tahap II diprioritaskan untuk BLT Covid 19.

Pertanyaan, siapa yg dibantu BLT Dana Desa? Jawab: adalah warga desa yg penghasilannya terdampak Covid 19 dan bagi warga desa rentan sakit, atau sakit menahun. 
Dengan demikian ada Desa lebih duluan beri bantuan ada juga terlambat beri bantuan karena prosesnya tadi diatas itu Tahap I, Tahap II.

BLT kementerian Sosial adalah bantuan bentuk Tunai Berdasarkan DTKS Dinsos diperuntukkan bagi rata-rata perkotaan atau kelurahan dan juga Desa.

BLT APBD adalah juga bantuan Tunai Dari Dinas Sosial juga diperuntukkan bagi masyarakat yg belum Dapat BLT Dana Desa atau lainnya.

Sembako APBN adalah bantuan berupa bahan makanan yang bersumber dari pemerintah pusat langsung

Sembako APBD adalah juga bantuan berupa bahan makanan yg bersumber dari APBD provinsi dan Kabupaten.

Kesimpulan :
Ternyata bantuan itu banyak ... dan yang bertanggung jawab sendiri sendiri ...

1. PKH itu penanggung jawabnya kementerian sosial pusat ... data dari mereka .... desa memang tidak dilibatkan ... dan ada Pendampingnya looo ...

2. BPNT itu penanggung jawabnya Dinas Sosial Kab ... dan pembagiannya oleh Dinas langsung ... 

3. BLT DANA DESA ini baru jadi tanggung jawabnya pemerintah desa ... 

4. BLT PUSAT ini tanggung jawabnya  Kementrian Sosial pusat juga ...

Dan Semua Bantuan di harapkan tidak tumpang tindih atau ganda ..
🙏🙏🙏🙏

Rabu, 06 Mei 2020

Pandemi Covid-19 Coronavirus di Kab, Banyuasin Ibu Hamil, Menyusui, dan Anak Balita 2 Bulan Tidak Imunisasi


Ibu Sartika Wati dan balitanya Balqis Handayani

KeizalinNews.com | Banyuasin - Masa Pandemi Covid-19 Coronavirus, Dinas Kesehatan Kab, Banyuasin Sumsel Melalui Puskesmas dan Postu-Postunya yang tersebar di tiap-tiap kecamatan yang tersebar di 21 Kecamatan, tidak melakukan pelayanan untuk Ibu hamil, menyusui, dan balita. Sudah dua (2) bulan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan di Posyandu dan Pustu di desa-desa mereka dimana ia tinggal.

Sementara itu Imunisasi merupakan perlindungan primer bagi bayi terhadap penyakit-penyakit yang membahayakan tumbuh kembangnya. Jadwal imunisasi pun sudah disusun oleh para pakar dalam jadwal tertentu.

Sartika Wati dan balitanya Balqis Handayani yang berusia 7 bulan, ibu menyusui ini mengaku kalau Posyandu di desa nya Dusun 1 Desa Tebing Abang Kec, Rantau Bayur Kab, Banyuasin Sumsel sudah 2 bulan dak katek (tidak ada) orang Puskesmas kalau ditanya katenye Corona jadi dak katek posyandu nye dak katek jelas ibu Sartika Wati pada media KeizalinNews.com Rabu, (06/05/2020).

Ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin dr. Emi melalui WhatsApp pribadinya malah Kepala Dinas Kesehatannya Memblokir WhatsApp dari kita wartawan media KeizalinNews.com.

Dilangsir dari laman Kompas.com "Konsultan respirologi anak, Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, Msc, PhD, Sp. A(K) pada sesi Instagram Live di akun @idai_ig menjelaskan, jadwal imunisasi anak idealnya tidak terganggu selama pandemi.

"Imunisasi seyogyanya tidak diundur, dilakukan sesuai jadwal," kata Cissy, Kamis (2/4/2020) Kemarin.

Ia menjelaskan, imunisasi sebaiknya dilakukan sesuai jadwal untuk menghindari kemungkinan infeksi pada anak di sela jangka waktu tersebut.

Namun, hal ini tentunya perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing, misalnya faktor tempat tinggal apakah masuk ke dalam daftar zona merah Covid-19 atau bukan, dan lainnya.


Jika situasi tidak memungkinkan, imunisasi bisa ditunda namun lakukan sesegera mungkin.

"(Bisa ditunda) bila tidak memungkinkan misalnya karena posyandu atau puskesmasnya tutup. Tapi, harus diusahakan diberikan pada saat yang paling segera. Untuk semua imunisasi," sambungnya.

Jika fasilitas kesehatan yang biasa dikunjungi tutup, imunisasi juga bisa dilakukan di fasilitas kesehatan lain.

Pastikan faskes yang akan dikunjungi memiliki tempat yang cukup luas, bersih dan memiliki pelayanan yang lengkap. Sebab, ibu juga perlu memperhatikan aturan pembatasan jarak dengan pengunjung lainnya.

Cissy juga mengingatkan agar ibu selalu membawa catatan lengkap imunisasi.

"Dibawa bukunya, nanti dilihat, di cek anaknya sehat, bisa diberikan. Boleh di bidan, dokter, puskesmas," ungkap Cissy.

Baca juga: Beri Imunisasi kepada Anak, Perhatikan Daftar Imunisasi Ini...

Ketika berkunjung ke faskes untuk imunisasi, ibu harus tetap memperhatikan beberapa hal untuk memberlakukan pembatasan jarak dan menjaga kebersihan, antara lain:

1. Pastikan lokasi cukup luas agar berjarak dengan pengunjung lain, sekitar 1-2 meter. Tetap praktikkan physical distancing dengan menghindari bergerombol dengan orang lain.

2. Pastikan faskes memiliki tempat mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun yang bersih. Usahakan mencuci tangan saat masuk dan keluar dari lokasi.

3. Tidak perlu terlalu banyak anggota keluarga yang mengantar anak imunisasi, bisa cukup diantar oleh ibu.

4. Ibu perlu memakai masker untuk mencegah penularan.

5. Hindari melakukan kegiatan lain setelah imunisasi selesai. Tunggu 30 menit, kemudian cepatlah pulang. Imunisasi berpotensi menyebabkan reaksi alergi berat, sehingga jika dalam 30 menit kondisi anak tetap baik artinya tidak ada reaksi alergi yang terjadi. (Rn)

Selasa, 05 Mei 2020

Masyarakat Wajib Pahami, Empat Program BANSOS Pemerintah Masa Pandemi COVID-19

TRIBUNUSBANYUASIN.COM | - Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta proses pendistribusian bantuan sosial berlangsung secepat mungkin. Dia meminta bantuan sampai ke masyarakat paling tidak minggu ini.

"Keempat berkaitan dengan program jaring pengaman sosial, saya tadi pagi sudah mendapat laporan dari Pak Menko PMK mengenai PKH, paket sembako, bansos tunai, BLT, dana desa, sudah berjalan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas, Senin (4/5/2020) Kemarin.

Pemerintah menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) dana desa untuk menangkal dampak ekonomi dari covid-19. BLT dana desa ini akan diberikan kepada masyarakat yang memenuhi syarat sebesar Rp600.000 selama tiga bulan atau total Rp1,8 juta.

Paling tidak, ada 2 syarat yang harus dipenuhi agar masyarakat bisa menerima BLT dana desa 2 Syarat Penerima BLT Rp600.000 per Bulan.

Pertama :
Namanya terdata oleh pemerintahan desa setempat. Masyarakat yang terdata adalah yang terdampak ekonomi akibat covid 19.

Keluarga yang berhak mendapatkan BLT Dana Desa yaitu yang terdampak ekonomi akibat Covid 19 kemudian kehilangan mata pencaharian, atau buruh harian seperti kuli bangunan yang terkena dampak Covid 19.

"Intinya yang kehilangan mata pencaharian maka berhak dapat dana BLT Dana Desa," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dilansir dari laman Kemendesa.

Kedua:
Penerima BLT Dana Desa merupakan masyarakat yang belum mendapatkan bantuan program pemerintah lainnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Kartu Pra Kerja.

“Misalnya jelas-jelas kehilangan mata pencaharian. Misalnya sopir tidak bisa bekerja karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan tidak punya tabungan. Tukang batu, kuli bangunan misalnya, yang tidak bisa bekerja dalam kondisi seperti ini, itu semua mereka berhak mendapatkan BLT Dana Desa,” terangnya.

Total dana desa yang dialihkan menjadi bantuan langsung tunai mencapai Rp 24,47 triliun atau sekitar 30 persen dari total anggaran dana desa yang telah dialokasikan pemerintah dalam APBN 2020 sebesar Rp 72 triliun. BLT Dana Desa tersebut nantinya akan diberikan kepada 12,48 juta keluarga miskin penerima manfaat.

Skema penyaluran BLT Dana Desa yaitu pertama, untuk desa yang menerima Dana Desa sebesar Rp800 juta, alokasi BLT maksimal sebesar 25 persen dari jumlah Dana Desa.

Kedua, mekanisme penyaluran BLT Dana Desa yang mendapatkan besaran Rp800 juta hingga Rp1,2 miliar, bisa mengalokasikan BLT maksimal 30 persen. Ketiga, bagi desa yang menerima Dana Desa Rp1,2 miliar atau lebih akan mengalokasikan BLT maksimal sebesar 35 persen. Jadi untuk diperhatikan para Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, Lurah sampai ke tingkat RT.RW harus selektif jangan sampai warga yang terdampak corona PSBB long down tidak mendapatkan bantuan tersebut. (rn/azn)

Kamis, 09 April 2020

Dekonstruksi Kematian Seiring Dengan Pandemik Virus Corona Covid-19

Tribunus.co.id - Banyuasin berita kematian menggempur kita sekarang ini. Di berbagai belahan dunia, pandemik dan konflik membuat kita terjebak dalam kecemasan. Setiap hari, jumlah korban terus bertambah. Tanpa kejernihan dan sikap kritis, semua ini bisa membuat orang tenggelam dalam ketakutan yang justru membunuhnya.

Glenn Fredly, salah satu musisi terbaik di Indonesia, juga baru saja meninggal. Dia adalah tokoh yang menginspirasi begitu banyak musisi di Indonesia. Figurnya kuat dan penuh warna. Kematiannya membuat kita semakin takut dan cemas, terutama di tengah pandemik yang terus diberitakan secara tak seimbang oleh media maupun pemerintah.
Suatu pembuktian atau pun bisa dibilang contoh yang nyata terkait Viral Video Walikota Prabumulih Ridho Yahya Tak Takut Corona, Sebut "Libur Sekolah Tak Hilangkan Wabah" pernyataan tersebut dianggap oleh netizen terlalu berani seorang Wali Kota dengan tidak ragu2 memberi pernyataan yang seharusnya Kepalah daerah lain lakukan bicara jujur (Fakta sesungguhnya Fakta lapangan) dari pernyataan ini lah saat ini heboh dengan video Wali Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, Ridho Yahya yang mengatakan bahwa libur sekolah tak akan membuat virus corona berkurang.

"Aku tanya sekarang, apakah dengan libur, ada penelitian yang mengatakan libur sekolah, corona penyakit tidak datang?" ujar Ridho.

Ia menjelaskan bahwa ia ingin menunggu adanya penelitian, yang menunjukkan korelasi antara libur sekolah dengan virus corona.

"Coba (apakah) ada penelitian, libur anak-anak sekolah, penyakit berkurang, korona berkurang?" tanya Ridho. 

"Penyakit bukan untuk ditakuti, penyakit untuk dihadapi, karena itu akan terjadi, hadapi, gak perlu kita takut," 

Saat ditanyakan lagi tentang libur sekolah dan libur pemerintah, Ridho menjawab jika ada jaminan kalau virus corona akan hilang dengan libur sekolah.

"Kalau ada jaminan (karena) libur korona hilang, libur kita," jelas Ridho.

Ridho juga menjelaskan bahwa ia akan mengumpulkan pegawai untuk menggelar doa bersama dan rapat.

"Kita rapat bukan cuma biar Prabumulih terhindar dari corona, terhindar dari seluruh berbagai macam penyakit, yang penting itu minta dengan Tuhan. Itu yang penting, bukan lari dari kenyataan," katanya.

"Tinggal kita mawas diri, kalau lapar cepat-cepat makan, kuatkan fisik kita," jelasnya.

Dalam video yang diunggah oleh seorang pengguna Twitter terlihat, Ridho bahkan menempelkan tangannya pada beberapa wartawan yang mewawancarainya.

Setelah pernyataan Walikota Prabumulih ini viral di publik tidak berselang beberapa hari langsung dinyatakan Warga Prabumulih banyak yang positif terkena virus corona kok sepertinya pemerintah pusat paksa pemerintah daerah untuk membuat panik, rasa ketakutan masyarakat dan menciptakan penyakit corona biar masyarakat banyak terkena penyakit corona.

Padahal, pemerintah menghimbau untuk tidak melakukan kontak fisik, guna mencegah penyebaran virus corona.

Sebelumnya, Kota Prabumulih ditetapkan sebagai zona merah penularan dan penyebaran COVID-19 namun walau di tetapkan zona corona tidak ada warga masyarakat prabumulih yang terkena virus corona.

“Suatu wilayah yang sudah ada kasus transmisi lokal maka ditetapkan sebagai zona merah,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Yusri.

Bertambahnya kasus di Prabumulih keseluruhannya merupakan penularan transmisi lokal dari seorang pasien EF (54 tahun) yang sudah meninggal dunia akibat terpapar virus corona.

Namun, jika disadari lebih dalam, kematian selalu mengintai kita setiap saat. Sejak lahir, kita selalu sudah menuju kematian. Bahkan, Martin Heidegger, pemikir Jerman, memahami manusia sebagai makhluk yang berada menuju kematian (Sein zum Tode). Setiap detiknya, sejak kita lahir, sebenarnya, kita sudah selalu sekarat.

Kita sering lupa akan hal ini. Kita merasa, kematian adalah sebuah perkecualian. Kematian dianggap sebagai peristiwa luar biasa. Tidak. Kematian itu sealami angin bertiup, dan burung bernyanyi.

Pandangan Salah

Sayangnya, kita sering diracuni oleh pandangan salah tentang kematian. Kita hidup dalam masyarakat yang punya pandangan sesat tentang kematian. Kematian dianggap kekalahan. Lihat saja film-film yang diputar di media. Kematian adalah kekalahan final dari musuh yang dibenci.

Maka, kematian harus dihindari. Orang harus hidup sehat, supaya usianya panjang. Orang harus berdoa keras, supaya diberikan umur panjang. Apapun caranya, kematian harus dihancurkan dari kehidupan.

Kematian pun dianggap penyakit. Inilah pandangan para teknolog modern yang mencoba menyiasati kematian. Kemajuan teknologi rekayasa genetik seolah memungkinkan hal ini. Pandangan sesat ini hanya membuat kita bingung, dan menderita, ketika kematian menjemput.

Bagi mereka yang masih muda dan sehat, kematian terasa jauh. Kerap kali, mereka merasa, bahwa mereka tak pernah mati. Tubuh sehat. Tabungan berlimpah. Karir gemilau. Siapa punya waktu untuk berbicara atau berpikir soal kematian?

Kematian pun lalu hanya menjadi berita di media. Kematian, dengan kata lain, selalu terjadi pada orang lain. Namun, tak lama, kematian pasti datang. Ia bisa menjemput teman atau kerabat, tetapi juga bisa menjemput diri kita.

Kematian, pada akhirnya, hanya soal antri. Siapa yang duluan yang berangkat? Siapa yang belakangan? Hanya itu pertanyaannya. Tak ada perkecualian.

Dekonstruksi Kematian

Di awal 2020, Sadhguru, seorang Yogi asal India, menulis buku yang menggemparkan dunia. Judulnya adalah Death: An Inside Story (Kematian, Kesaksian dari Orang yang Telah Mengalaminya). Ia berkata, “Ini adalah buku untuk mereka yang akan mati.” Pendek kata, inilah buku untuk kita semua.

Buku ini berbicara tentang kematian secara lugas. Tidak ada filter dari penulis. Ia menuliskan seluruh pengetahuan dan pengalamannya tentang kematian. Saya sendiri merasa agak ngeri, ketika membaca buku ini secara intensif.

Berbicara kematian, Sadhguru tidak mengutip kisah-kisah. Ia menolak untuk berbicara dongeng tentang kematian. Tak ada surga yang digunakan untuk menipu orang. Tak ada neraka yang digunakan untuk menakuti orang. Tak ada manipulasi khas agama-agama sesat.

Sejatinya, bagi Sadhguru, kita tidak pernah mati. Yang ada hanya perubahan. Kita terus hidup, namun dengan cara hidup yang baru. Kita berpindah dari satu dimensi ke dimensi lainnya.

Perubahan (yang disebut “kematian”) tersebut terjadi secara perlahan. Ketika tubuh rusak, entah karena sakit atau kecelakaan, orang tak langsung pergi. Energi keluar secara perlahan dan bertahap. Di beberapa tempat, orang bahkan bisa kembali hidup, setelah ia dinyatakan meninggal oleh dokter.

Setelah “Kematian”

Perubahan (kematian) tersebut terjadi sesuai dengan pola kehidupan yang sebelumnya dijalani. Setiap orang punya kebiasaan dalam hidupnya. Kebiasaan itulah yang tersisa sebagai energi, ketika orang “mati”. Di dalam tradisi India, kebiasaan itu disebut juga sebagai karma, yakni pola tindakan kita yang membentuk kepribadian dan kebiasaan.

Misalnya, kita biasa berbuat jahat. Kita biasa berbuat tidak adil dalam hidup. Kita biasa menindas. Kita biasa iri dan dengki pada orang lain.

Setelah kematian, kebiasaan membenci dan jahat inilah yang tersisa. Tidak ada lagi kepribadian. Yang ada hanya energi yang suka jahat dan membenci. Penderitaan pun tak bisa dihindari.

Sebaliknya, jika kita hidup dalam sikap baik dan penuh kasih, itulah yang tersisa, ketika kita “mati”. Kita menjadi energi lembut yang penuh kebaikan. Kita menjadi energi yang juga penuh dengan kebahagiaan. Maka dari itu, sangatlah penting bagi kita untuk hidup baik dan saling mengasihi.

Setelah itu, energi yang ada akan mencari tubuh baru. Inilah dasar berpikir untuk proses kelahiran kembali, atau reinkarnasi. Energi jahat dan penuh kebencian akan menemukan tubuh yang jahat dan penuh kebencian. Energi yang baik dan penuh kasih juga akan menemukan tubuh yang baik dan penuh kasih.

Sadhguru juga menekankan pentingnya meditasi. Dalam arti ini, meditasi adalah jalan untuk melatih kesadaran. Kita belajar untuk sadar sepenuhnya dari saat ke saat di dalam hidup kita. Kita tidak hanyut ke dalam pikiran ataupun emosi, melainkan tetap bangun dan sadar dalam segala keadaan.

Ketika “mati”, kesadaran yang terlatih bisa membuat kita terbebas dari derita. Kita bisa memilih untuk dilahirkan kembali, atau tidak. Dalam tradisi Asia, orang yang tidak terlahir kembali adalah orang yang bebas. Ia telah mengalami Mukti, Moksa atau Nirvana. Jika energi sadar ini memilih untuk terlahir kembali, maka ia akan menjadi orang yang hebat, baik orang suci atau penguasa besar.

Keluarga dan Apa yang Tersisa

Bagaimana dengan peran keluarga di dalam “kematian”? Sadhguru menegaskan, bahwa keluarga sebaiknya menjauh di dalam proses kematian. Kehadiran keluarga bisa membuat orang gelisah, entah karena kenangan lama, ataupun kekecewaan yang belum selesai. Karena gelisah dan cemas, orang lalu tak bisa “meninggal” dengan tenang.

Jika orang telah dirasa untuk mendekati “kematian”, maka ia perlu dibiarkan hidup sendiri di alam terbuka. Hutan dan pegunungan bisa menjadi tempat yang tepat. Ia harus melihat dirinya sebagai bagian dari alam, dan akan kembali ke alam itu sendiri. Hanya dengan begini, “kematian” bisa menjadi proses yang damai dan melegakan.

Seringkali terjadi, keluargalah yang tak bisa melepas. Disini pentingnya ritual, yakni untuk membantu keluarga melepas yang telah “mati” dengan damai. Ada berbagai bentuk ritual pengantar kematian. Setiap peradaban punya ciri khasnya masing-masing.

Barang-barang orang yang telah meninggal harus segera disebar ke berbagai tempat. Keluarga tak boleh memilikinya secara eksklusif. Paling baik, barang-barang dari orang yang meninggal disumbangkan untuk mereka yang sungguh membutuhkan. Dengan ini, energi yang terlepas pada proses “kematian” bisa pergi dengan damai, tanpa ikatan.

Hantu?

Sebenarnya, kita ini semua adalah hantu. Kita adalah energi. Ada energi yang masih ada di dalam tubuh. Ini berarti orang masih hidup. Ada energi yang sudah terlepas dari tubuh, dan disebut “mati”.

Setelah “mati”, kepribadian menghilang. Yang tersisa adalah energi dengan kebiasaan tertentu. Kerap kali energi tersebut belum lenyap secara utuh. Ia masih tersisa, dan menjadi hantu bagi banyak orang.

Sebabnya beragam. Biasanya adalah ikatan yang amat kuat dengan dunia, atau dengan keluarga yang ditinggalkan. Ikatan yang begitu kencang, sehingga menarik energi hidup seseorang, sehingga tak bisa pergi dengan sempurna.

Hantu semacam ini tak ada akal sehat. Ia tak memiliki kehendak. Ia juga tak memiliki kepribadian. Ia hanya energi yang tersisa, dan sekedar ada. Ada beberapa ritual untuk melenyapkan hantu. Artinya, energi tersebut bisa didorong untuk kembali melebur seutuhnya dengan semesta.

Kematian adalah Kehidupan

Pada akhirnya, kematian adalah kehidupan itu sendiri. Kematian adalah perubahan semata dari satu cara hidup, ke cara hidup lainnya. Maka, ia tak perlu ditakuti. Ia juga tak perlu ditabukan.

Kematian perlu dipahami apa adanya. Ia perlu dipandang dengan sehat dan obyektif. Hanya dengan begini, orang bisa menjalani proses kematian dengan tenang dan damai. Hidupnya pun juga dijalani dengan penuh kelegaan.

Akhirnya kata, untuk Glenn Fredly dan para korban pandemik maupun konflik di seluruh dunia, tak ada kata selamat tinggal. Yang lebih tepat adalah, selamat menempuh hidup baru. Itulah yang sesungguhnya terjadi. Semoga menemukan pencerahan di kehidupan selanjutnya. (rn).

TOPIK MINGGU

KEPENGURUSAN BALADHIKA KARYA KABUPATEN BANYUASIN

SURAT KEPUTUSAN : Nomor : SK/42/DEPIDER/BK/VI/2016. TENTANG KEPENGURUSAN BALADHIKA KARYA KABUPATEN BANYUASIN.  "MAJU TERUS PANTANG MUND...